Senin, 23 September 2013

Kasus Banjir di DKI Jakarta

Jokowi Klaim Tanggul Jebol Rampung 40 Persen

Jokowi Klaim Tanggul Jebol Rampung 40 Persen

TEMPO.COJakarta - Gubernur DKI Jakarta Joko Widodomengklaim perbaikan tanggul Kanal Banjir Barat yang jebol di Jalan Latuharhari, Menteng, Jakarta Pusat, sudah mencapai 40 persen. Penyelesaian, kata dia, masih berjalan lambat karena masih terhambat situasi lalu lintas yang macet.

"Kami berkejar-kejaran dengan waktu. Air di atas sudah naik lagi, nih," kata Jokowi di Jalan Latuharhari, Jakarta Pusat, Jumat, 18 Januari 2013.

Sebenarnya, dia menargetkan perbaikan tanggul selesai Kamis malam, 17 Januari 2013. Namun, sampai hari ini belum dapat diselesaikan karena alat berat dan material belum mencukupi.

Menurut dia, batu kali untuk memperbaiki tanggul sebenarnya sudah mulai berdatangan. Namun, mereka terhalang masuk ke Jalan Latuharhari karena macet. "Memang ada problem seperti itu. Namanya darurat. Material dan alat berat enggak bisa masuk. Terlambat semuanya di luar," ujar dia.

Namun, Jokowi tetap optimistis dapat menyelesaikan jebolnya tanggul secepatnya. "Harus optimistis, minta bisa untuk dirampungkan," katanya. Banjir sampai hari ini masih menggenangi sejumlah titik di pusat kota.
Contoh Wilayah Yang Terkena Banjir :

Pompa Milik DKI Tak Kuat Hadang Banjir di Thamrin

Pompa Milik DKI Tak Kuat Hadang Banjir di Thamrin

TEMPO.COJakarta - Hujan deras yang mengguyur Jakarta dan sekitarnya kemarin menyebabkan banjir, bahkan di ruas jalan utama DKI Jakarta. Guna mencegah banjir jalan utama, DKI Jakarta sebenarnya sudah punya sistem drainase dan menyiapkan pompa pembuangan air. Namu,n air tetap menggenang. Apa penyebabnya?

Dinas Pekerjaan Umum DKI Jakarta mengungkapkan penyebab banjir di sepanjang Jalan Thamrin Jakarta Pusat. Menurut Kepala Dinas Pekerjaan Umum, Ery Basworo, seluruh alat untuk menanggulangi banjir bekerja dengan baik. "Ini bukan soal drainase. Pompa banjir juga berfungsi dengan baik kemarin," kata Ery di rumah dinas Gubernur DKI, di Jalan Taman Suropati Nomor 7, Jakarta Pusat, Ahad, 23 Desember 2012. 

Menurut dia, drainase tak mengalami persoalan. Sampah juga bukan isu utama banjir kali ini . Namun, banjir di Thamrin diakibatkan intensitas curah hujan yang sangat tinggi pada Sabtu, 22 Desember 2012. Sistem drainase tidak lagi mampu mengimbangi curah air hujan. 

DKI memiliki tiga pompa di sekitar Jalan Thamrin. Semua berfungsi baik. Namun kekuatan tiga pompa yang membuang air dari Thamrintak sekuat curah hujan  yang diperkirakan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika akan turun sepanjang sebulan ke depan. 

"Seperti pompa Waduk Melati, curah hujannya kemarin mencapai 141 milimeter per jam. Padahal, BMKG bilang satu pompa dapat menguras 300 milimeter per jam dalam waktu satu bulan. Ini saja sejam sudah 141 milimeter," Ery menjelaskan. 
Genangan air di sejumlah titik  di Jakarta kemarin membuat macet di hampir semua jalan utama DKI. Kemacetan bahkan terjadi hingga tengah malam.

Banjir Jakarta, Kerugian Ekonomi Capai Rp 1 Triliun

  • Senin, 21 Januari 2013 | 07:55 WIB
Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia Sofjan Wanandi mengatakan, banjir yang melanda Jakarta sepekan ini telah menimbulkan kerugian ekonomi yang cukup tinggi. Biaya bencana yang ditanggung untuk sekadar menyediakan makan bagi para pengungsi pun mencapai Rp 1 miliar lebih.
Hal itu disampaikan Sofjan, saat ditemui di area bencana banjir di Penjaringan, Jakarta Utara, Minggu (20/1/2013).
Sofjan menegaskan, tak bergeraknya roda ekonomi di Jakarta akibat bencana banjir menyebabkan kerugian lebih dari Rp 1 triliun. Aktivitas perdagangan menjadi tidak berjalan, dan kawasan Industri Pulogadung juga ikut lumpuh karena tak memperoleh suplai listrik akibat gardu listrik terendam banjir.
Negara importir pun, katanya, mulai mempertanyakan kapan Jakarta bisa pulih, karena ini sangat terkait dengan kegiatan ekspor komoditas keluar negeri dari seluruh daerah di Indonesia yang bertumpu di Jakarta.
”Importir itu mulai bertanya-tanya, kapan banjir di Jakarta bisa surut. Kendati mereka saat ini memahami Jakarta sedang dilanda bencana,” kata Sofjan.